Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati prihatin dengan kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para dokter dan petugas medis yang berjibaku menangani pasien suspect maupun positif Corona (COVID-19) di berbagai rumah sakit. Padahal tanpa APD yang memadai, para pejuang ini rentan terpapar virus penyebab pandemi global ini.
Mufida menyampaikan keprihatinannya tersebut usai kegiatan reses bersama beberapa tenaga kesehatan yang bertugas di lapangan menangani pasien suspect maupun positif COVID-19.
“Wabah ini terus meluas, jumlah pasien yang harus ditangani juga semakin meningkat. Para dokter dan tenaga medis ini sangat dibutuhkan di tengah kondisi wabah yang sudah dinyatakan oleh pemerintah sebagai bencana nasional ini,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.
Karena itu, lanjut Mufida, jangan sampai ada dokter atau tenaga medis pendukung yang sakit dan turut menjadi korban.
“Kasus meninggalnya satu orang perawat di salah satu RS akibat terpapar COVID-19 harusnya jadi peringatan akan pentingnya ketersediaan APD ini dan perlindungan bagi para tenaga medis,” tandas Mufida.
Mufida menegaskan, jangan sampai bertambah lagi korban.
“Saya prihatin mendapat informasi sudah ada dokter yang membantu penanganan wabah ini yang sudah dinyatakan positif COVID-19,” imbuh Mufida.
Mufida melanjutkan, APD yang tersedia saat ini semakin menipis jumlahnya dibandingkan yang dibutuhkan. APD mulai dari masker, masker N95, pelindung wajah, pelindung mata, tangan, badan sampai rambut, mutlak dibutuhkan oleh dokter dan paramedis yang menangani langsung pasien COVID-19.
Tak hanya APD, Mufida juga mengingatkan pentingnya dukungan asupan makanan bergizi, ruangan yang layak dan juga tambahan paramedis bagi para dokter dan tenaga medis lain yang berada di garda terdepan dalam penanganan pasien COVID-19 ini.
“Pemerintah perlu mempertimbangkan tren kenaikan jumlah pasien positif COVID-19 yang penambahgannya sudah mengikuti deret ukur unuk diikuti dengan pengerahan tambahan dokter dan paramedis dari berbagai spesialis yang relevan dengan penanganan COVID-19,” ujar Mufida.
Di luar minimnya APD yang dibutuhkan para dokter dan paramedis, Mufida juga menyoroti kurangnya prasarana pendukung yang dibutuhkan oleh pasien suspect maupun positif COVID-19.
“Antara lain ventilator, kamar rawat tekanan negatif untuk isolasi yang jumlahnya juga sedikit di RS Rujukan, yang sangat dikhawatirkan tidak mencukupi ketika jumlah suspect dan positif COVID-19 meningkat seperti yang terjadi saat ini,” pungkas Mufida. (*)