Jakarta — Kasus varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia dan terus bertambah menjadi tiga kasus positif.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati mengatakan, kasus probabel Omicron bisa datang dari China dalam kasus TKA di Manado. Sehingga pembatasan bukan hanya harus dilakukan bagi WNA yang berasal dari Inggris dan AS.
“Kita juga perlu melihat kasus probable yang kemungkinan juga berasal dari China. Dengan RI sudah ada 80 negara yang tersebar Omicron. Jadi penting saat karantina itu segera dilakukan pemeriksaan test genome sequencing,” ungkap Mufida dalam keterangannya.
Ia meminta agar durasi tes dipercepat sehingga jika terdeteksi varian omicron bisa langsung dilakukan pemisahan dan perawatan jika bergejala.
“Tidak perlu melakukan penutupan total dari Inggris dan Amerika. Namun perlu diperketat saja kedatangan dan pastikan bahwa semua pendatang menjalani karantina dengan ketat, dilakukan test PCR yang dilanjutkan dengan tes genome sequencing,” ungkap dia.
Menurut Mufida, amat mungkin kasus konfirmasi lebih dari tiga melihat laporan dari beberapa negara varian omicorn ada yang tidak bergejala.
Melihat kasus yang dialami petugas kebersihan yang tidak berasal dari luar negeri, amat mungkin sudah ada peta persebaran.
“Melihat bahwa test genome sequencing yang masih kurang, jumlah yang terinfeksi varian Omicron bisa lebih dari 3 dari kasus positif covid-19 yang terdeteksi. Apalagi pintu kedatangan juga tidak hanya dari Jakarta,” ungkap dia.
Mufida mengingatkan pemerintah perlu konsisten melakukan pembatasan kegiatan keramaian di masa liburan Nataru. Evaluasi lagi pelonggaran yang sudah dilakukan untuk kegiatan publik termasuk transportasi publik di masa Nataru ini. “Gencarkan lagi vaksinasi terutama pada daerah-daerah dengan cakupan vaksinasi masih kurang,” sebut dia.
Lockdown perlu dilakukan di klaster-klaster utama seperti Wisma Atlet dan pusat karantina di Manado. Sudah harus disiapkan saat lockdown karantina ini kebutuhan petugas dan pasien bisa tercukupi dengan baik.