Jakarta — Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Kurniasih Mufidayati bersama Rumah Keluarga Indonesia (RKI) DKI Jakarta, menyalurkan bantuan logistik, obat-obatan, nutrisi sehat dan kebutuhan ibu dan anak untuk korban banjir di beberapa titik di wilayah Jakarta Selatan dan Timur. Mufida turun bersama dengan BPKK DKI Jakarta dan pengurus setempat, Ahad (21/2/2021).
Mufida dan rombongan turun di titik lokasi banjir, meninjau posko dan memberikan bantuan antara lain di Pondok Pinang, Petogogan, Kebayoran Lama Utara dan Cipinang Jakarta Timur.
Mufida mengatakan, sudah menjadi kewajiban bagi kader PKS untuk terjun membantu masyarakat yang tengah dilanda kesulitan, termasuk banjir yang melanda Jabodetabek. “Kami ingin memberi pelayanan kepada masyarakat, khususnya keluarga keluarga yang terkena musibah banjir,” jelas Mufida.
“BPKK melalui RKI telah mendirikan dapur umum di posko-posko yang didirikan oleh PKS. Kebutuhan makanan siap saji yang sehat, menjadi penting saat kondisi air meluap seperti saat ini. Banyak sebenarnya kader PKS yang juga menjadi korban banjir tetapi tetap aktif di dapur umum untuk melayani masyarakat,” papar Mufida.
Anggota Komisi IX DPR dari Dapil DKI Jakarta II ini mengingatkan agar warga yang mengungsi diperhatikan secara khusus kondisi kesehatan dan tempat pengungsiannya. Mengingat Jakarta masih dalam situasi pandemi Covid-19, Mufida mengingatkan di tempat-tempat pengungsian dan posko-posko bantuan, agar tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk meminimalisir terjadinya penularan covid-19 yang bisa membuat keluarga semakin menderita.
“Bantu keluarga keluarga Korban banjir agar tetap terjaga kesehatannya dari penyakit akibat banjir maupun potensi penularan Covid-19 di lokasi pengungsian. Pastikan di lokasi pengungsian utama terdapat fasilitas kesehatan dan tempat beristirahat warga dengan tetap menjaga potokol kesehatan, tidak hanya ketersediaan makanan,” ujarnya.
Dirinya berharap banjir bisa segera surut dan petugas bersama-sama warga bisa membersihkan rumahnya sehingga dapat kembali ke rumahnya dan tidak terlalu lama di pengungsian.
Mufida juga meminta, jika perlu disediakan tempat khusus isolasi Covid-19 bagi warga yang kebanjiran dan sedang menjalani isolasi mandiri. Selain itu, perlu juga dilakukan monitoring ketat terhadap kesehatan masyarakat yang mengungsi, dengan lakukan screening gejala Covid 19. Kemudian sebelum kembali ke rumah, baiknya dilakukan rapid tes antigen , khususnya bagi keluarga di pengungsian yang menunjukkan gejala mengarah ke Covid-19.
Tidak seperti penangangan pengungsi di banjir sebelumnya, untuk banjir kali ini, dirinya meminta Dinas Kesehatan maupun Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih besar terhadap aspek kesehatan pengungsi ini.
“Jangan sampai tempat pengungsian menjadi tempat munculnya klaster baru penularan Covid-19. Bisa menerapkan tempat pengungsian yang dilengkapi fasilitas kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti di GOR Otista,” ungkap Mufida.
Seperti diketahui, curah hujan yang tinggi di Jakarta maupun di Bogor sejak Jum’at pagi menyebabkan beberapa daerah di Jakarta mengalami banjir dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. Banjir terutama terjadi di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan di aliran sungai Ciliwung maupun kawasan dengan curah hujan ekstrem seperti di Pasar Minggu dan sekitarnya yang mencapai 226 mm/hari. Curah hujan ekstrem di Pasar Minggu juga menyebabkan tanggul waduk jebol dan menggenangi wilayah sekitar termasuk di tol lingkar luar Jakarta. Data BPBD menyebutkan daerah yang terdampak banjir terdapat di 200 RT di 133 RW dan membuat 3311 warga harus mengungsi ddi 44 titik pengungsian.