Dari tak Kenal Menjadi Sayang, Jauh di Mata Dekat di Hati

Dr. Hj. Kurniasih Mufidayati, M.Si
Anggota DPR RI Dapil Luar Negeri, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan Fraksi PKS

Saat mendapatkan amanah mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Luar Negeri, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat saya sudah membulatkan tekad untuk sebisa mungkin menyapa teman-teman Warga Negara Indonesia yang ada di luar negeri.

Tantangannya besar memang. Wilayahnya sangat luas untuk satu daerah pemilihan. Tapi bagi kita yang menerima amanah tidak ada kata kembali atau putar balik.

Maka ikhtiar ini dimulai dengan perencanaan berkunjung ke negara serumpun, Malaysia. Ada banyak teman-teman Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan pelajar yang tengah berjuang di Malaysia. PKS harus menyapa mereka.

Bersyukur saya mendapatkan banyak asistensi dan bantuan dari Ketua Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) PKS Malaysia Dr Ali Sophian dan teman-teman pengurus PIP PKS Malaysia.

Maka pada masa kampanye Pemilu 2009, ikhtiar ini dijalankan. Mengunjungi teman-teman WNI di Malaysia. Menyerap aspirasi dan harapannya melalui PKS.

Salah satu yang teringat adalah saat berkunjung ke Jelebu, Negeri Sembilan, Malaysia. Perjalanan dari Kuala Lumpur hingga Jelebu cukup jauh. Ditempuh dua jam perjalanan. Di sana mayoritas teman-teman PMI berasal dari Madura.

Kita sama sekali belum kenal, siapa saja teman-teman PMI di Malaysia. Tapi insyaAllah niat kita ingin silaturahim. Bukankah tahap awal bersaudara itu saling mengenal dulu. Kami mendudukan diri sebagai pihak yang siap mendengar. Mendengar semua keluh kesah, titipan aspirasi, pesan advokasi bagi teman-teman PMI di Jelebu.

Subhanallah, antuasiasme teman-teman sangat luar biasa. Penerimaan yang hangat membuat suasana pertemuan menjadi cepat akrab. Saya seperti sudah dianggap keluarga besar meski baru bertemu. Melihat antusiasme teman-teman PMI di Jelebu, saya bertekad akan kembali lagi. Kembali secara fisik mengunjungi mereka. Dan alhamdulillah, Allah SWT izinkan saya dua kali bertandang ke Jelebu. Sebab begitu trenyuh melihat sambutan yang luar biasa.

Teman-teman PMI di Jelebu menyampaikan banyak hal dan masukan. Terutama tentang kesejahteraan, akses dan perlindungan teman-teman PMI saat bekerja di Malaysia.

Saat berkunjung ke Jelebu, saya bertemu sosok perempuan yang luar biasa. Adalah Bu Hafsah Djahari, sosok perempuan aktif yang menjadi ‘ibunya’ teman-teman PMI di Jelebu, Negeri Sembilan. Sosoknya energik, tangkas dan responsif. Kepeduliannya kepada sesama MasyaAllah. Hati ini langsung tertaut dengan sosoknya.

Teman-teman PMI di Jelebu mayoritas berakar Nadliyin dari Madura. Semangat keislamannya kuat sekali. Rutin menggelar shalawatan sepekan sekali.

Saat teman-teman PKS menyapa, mereka sangat terbuka. Dengan lapang hati menerima kami. Ada titik temu yang terjadi. Bahwa spirit amaliyah keislamannya sama. Semangatnya sama. Ditambah lagi sosok Bu Hafsah yang bisa menjadi jembatan antara PKS dan teman-teman PMI di Malaysia.

Alhamdulillah selepas itu, teman-teman PIP PKS Malaysia membina hubungan yang sangat baik dan berkelanjutan. Bu Hafsah juga sering menghubungi saya untuk menyampaikan kabar terkini dan apa yang bisa PKS bantu. Kita saling berkabar meski via Whatsapp. Silaturahim ini harus terus dijaga.

Kami dapat laporan perhatian PKS ke teman-teman PMI di Jelebu cukup baik. Usai Pemilu, PKS mengirim satu sapi khusus untuk Jelebu saat Idul Adha. Jika ada PMI yang sakit, PKS memberi bantuan dan perhatian.

Saya pernah mendapat laporan kebakaran menimpa tempat tinggal beberapa teman PMI di Jelebu, kita bantu sebisa mungkin. Termasuk saat pandemi Covid-19 kita kirimkan bantuan masker dan kebutuhan lainnya. Saat Ramadhan, kita dukung untuk bisa ada acara buka puasa bersama.

Pandemi memang menghalangi niat saya untuk bisa kembali bertandang ke Jelebu dan Malaysia pada umumnya. Tapi komunikasi tak boleh berhenti. Kami rutin mengadakan zoom meeting serta webinar yang diikuti teman-teman PIP PKS Malaysia. Salah satu yang aktif menyampaikan pandangan adalah teman-teman PMI di Jelebu.

Beberapa program yang kita berikan, komunikasi personal yang sangat intens dengan teman-teman PMI di Jelebu membuat hubungan saya dan mereka semakin erat. Dari yang awalnya belum kenal, kini kami sudah seperti saudara. Jauh di mata tapi dekat di hati.

Semangat teman-teman PMI Jelebu untuk mendukung PKS memang luar biasa. Patut diacungi jempol. Mereka meminta untuk bergabung dengan PKS. Maka diadakan Training Orientasi Partai (TOP) yang diikuti 20-25 orang. Selepas TOP, teman-teman PIP PKS Malaysia rutin melakukan Training Rutin Partai tiap dua pekan sekali ke Jelebu.

PKS Malaysia mengirim tim dari Kuala Lumpur atau Selangor yang berjarak dua jam perjalanan untuk rutin melakukan pembinaan ke teman-teman di Jelebu. Akhirnya terbentuklah Pusat Informasi Cabang (PIC) PKS Jelebu Malaysia. Subhanallah. Komunikasi yang intensif dan tulus akhirnya membuat teman-teman PMI di Jelebu membuka diri untuk bergabung dengan PKS. Bukan hanya bergabung, tapi sangat aktif sebagai pengurus.

Beberapa kali dikomandoi Bu Hafsah, teman-teman PIC PKS Jelebu melakukan advokasi dan pendampingan teman-teman PMI yang mau pulang ke Tanah Air karena ada persoalan di Malaysia. Diantarnya mereka sampai bandara hingga kepulangan.

Yang cukup mengharukan bagi saya, saat mendapatkan laporan purna PMI dari Jelebu saat pulang ke Madura akhirnya bisa mendirikan Dewan Pengurus Ranting (DPRa) di desa asalnya. Sebuah kepengurusan partai di Indonesia dibentuk dan diawali dari kiprah PKS di luar negeri. Subhanallah.

Ini menjadi bukti nyata visi kepengurusan DPP PKS menjadi partai Islam yang Rahmatan Lil’alamin. Tidak terbatas geografis, tidak terikat kesukuan dan profesi.

Saya secara khusus mengucapkan apresiasi yang tinggi untuk Bu Hafsah dan teman-teman di Jelebu, Prof Ali Sophian dan teman-teman PIP PKS Malaysia yang sudah bekerja keras selama ini.

Advokasi kasus PMI di Luar Negeri

Melihat langsung kondisi teman-teman PMI di Malaysia menjadi bekal kuat saat Allah SWT memberikan amanah menjadi Anggota DPR RI yang mewakili teman-teman di luar negeri.

Maka, tim membuat format baku untuk advokasi teman-teman PMI yang memiliki persoalan di luar negeri. Rata-rata mereka menginginkan pulang ke Tanah Air karena mendapatkan siksaan, diperlakukan tidak manusiawi, tertipu, kehabisan bekal hingga kasus uang tabungannya hilang karena asuransi.

Salah satunya PMI asal cakung berinisial RD. RD berangkat ke Malaysia pada Agustus 2019 untuk kontrak dua tahun. Bulan Agustus 2021 telah habis masa kontrak kerjanya namun gambaran pekerjaan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Lokasi kerja berganti-ganti, kondisi kesehatan sakit-sakitan ditambah pada bulan Maret 2021 suami di Jakarta meninggal dunia.

RD melalui keluarga meminta untuk advokasi proses pemulangan. Alhamdulillah atas kerjasama tim TA ke beberapa mitra, RD bisa kembali pulang ke keluarga dengan selamat.

Selain RD, Setidaknya ada beberapa kasus yang alhamdulillah sudah selesai kita tangani. Diantaranya pemulangan PMI asal Indramayu di Taiwan yang disiksa majikan, pemulangan beberapa PMI dari Malaysia karena perlakuan tidak manusiawi dari agensi, advokasi PMI Korsel yang tertipu dana asuransi serta beberapa yang proses sedang kita kerjakan dari Arab Saudi.

Persoalan dan perlindungan PMI kita di luar negeri memang masih membutuhkan kerja keras dan kehadiran negara. Semua ikhtiar ini adalah bagian dari pelayanan dan advokasi yang diamanahkan partai kepada kami. InsyaAllah dengan doa dan dukungan dari teman-teman PMI, PKS akan terus melakukan pembelaan dan advokasi mulai dari sebelum keberangkatan, saat keberangkatan, saat bekerja dan setelah kepulangan.