JAKARTA — Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dr Kurniasih Mufidayati meminta agar pemerintah bisa memulangkan lima Anak Buah Kapal (ABK) Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di kapal “MV Sky Fortune” yang masih berlabuh di Tabaco, Filipina.
Kasus ini berawal dari laporan anak dari salah satu ABK di media sosial dengan akun @maimeichil yang menyebut lima ABK PMI sudah tujuh bulan tidak mendapatkan gaji dan belum bisa dipulangkan.
Awalnya disebutkan kapal pada 19 Januari 2022 menabrak terumbu karang yang mengakibatkan kebocoran kapal dan merendam muatan beras yang dibawa. Pihak kapal menyebut kejadian itu merupakan tanggung jawab dari seluruh ABK PMI karena kapten kapal merupakan ABK dari Indonesia.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dr Kurniasih Mufidayati meminta agar Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Kementerian Tenaga Kerja segera berkoordinasi dengan pihak terkait agar bisa membantu ABK PMI yang disebut sudah dalam kondisi memprihatinkan tanpa gaji.
“Begitu mendapat laporan kami langsung menindaklanjuti ke BP2MI dan Kemenaker sebagai mitra kerja Komisi IX. Kita minta untuk segera berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Kemenlu untuk bisa memproses kepulangan para ABK dan pemenuhan hak gaji mereka,” kata Kurniasih dalam keterangannya, Kamis (4/8/2022).
Terlebih, papar Kurniasih, KBRI di Manila pada Februari sudah menemui ABK PMI dan melakukan audiensi dan pemberian bantuan logistik. Termasuk melakukan audiensi dengan pihak keluarga ABK di Indonesia. Namun sejak Maret hingga kini, belum ada kabar baik nasib ABK PMI di kapal tersebut.
“Artinya ini sudah mendapat atensi dari pemerintah termasuk KBRI tapi pertanyaannya kenapa sejak Maret hingga kini tidak ada progres seperti yang disampaikan pihak keluarga? Selain persoalan calon PMI kita di Kamboja, kasus ini juga harus menjadi atensi serius untuk memperjuangkan kepulangan para ABK,” sebut Kurniasih.
Apalagi dari laporan keluarga dan laporan ABK yang dikirim melihatkan kondisi yang amat memprihatinkan dengan kebutuhan hidup dasar tidak terpenuhi dengan layak.
“Bukan hanya hak gaji yang bermasalah tapi soal rasa kemanusiaan karena dilaporkan beberapa sampai menderita sakit kulit. Kita minta segera ada atensi khusus untuk persoalan ini,” sebut Kurniasih.