JAKARTA — Kementerian Kesehatan menyebut per 29 Agustus 2022, ada 40,2 juta vaksin Covid-19 yang sudah habis masa simpan. Vaksin yang kadaluarsa ini disebut berasal dari skema hibah.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Dr Kurniasih Mufidayati meminta agar tidak ada lagi impor vaksin Covid-19 ke depan. Melihat banyaknya vaksin covid-19 yang masa penyimpanannya maupun masa kadaluarsanya habis seharusnya menjadi catatan untuk tidak lagi mendatangkan vaksin dari luar negeri.
“Melihat banyaknya vaksin yang masa simpannya habis maupun yang kadaluarsa maka pemerintah seharusnya tidak lagi mendatangkan vaksin baik skema hibah apalagi yang skema jual beli. Sebagai gantinya, pemerintah sudah harus menggunakan vaksin buatan anak bangsa baik Inavac maupun Indovac,” sebut Kurniasih.
Kurniasih mengungkapkan, meskipun vaksin yang kadaluarsa adalah skema hibah namuun tetap dalam proses penyimpanan dan distribusinya menggunakan anggaran negara. Sehingga klaim tidak ada kerugian negara seiring jutaan vaksin kadaluarsa tidak bisa dibenarkan.
“Ada proses kedatangan dari luar negeri lalu penyimpanan dan distribusi itu semua menggunakan anggaran negara sehingga ke depan kita minta tidak ada lagi impor vaksin Covid-19. Sudah wajib beralih ke vaksin buatan anak bangsa,” ungkap Kurniasih.
Kurniasih merasa heran, baik vaksin Indovac maupun Inavac yang dijanjikan diluncurkan pada peringatan kemerdekaan RI Agustus lalu hingga kini tak jua diluncurkan.
“Kita ingin segera mengetahui bagaimana tahap akhir uji klinis tahap III dari dua vaksin buatan anak bangsa ini. Berapa efikasinya untuk membantu vaksinasi terutama vaksin booster dan segera menggantikan vaksin yang kita impor. Ini juga bagian dari efisiensi anggaran negara,” sebut Kurniasih.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dante Saksono Harbuwono menegaskan, vaksin COVID-19 yang sudah kedaluwarsa dan tidak bisa diperpanjang lagi masa pakainya akan dimusnahkan. Vaksin yang akan dimusnahkan, sebelumnya telah dipisahkan dengan vaksin lain yang masa pakainya panjang.
Dante memaparkan per 29 Agustus 2022, ada 40,2 juta vaksin kedaluarsa. Ia menyebut semua adalah vaksin kadaluarsa berasal dari skema hibah, bukan jual beli.