Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati menyoroti kasus Covid harian yang mulai menurun di sejumlah daerah di Indonesia termasuk wilayah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Namun dengan menurunnya kasus harian Covid tidak menurunkan angka kematian Covid harian yang masih diatas 1.000 kasus.
“Kawasan yang selama ini identik dengan zona merah perlahan mulai keluar dari daftar. Antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten. Berdasarkan situs COVID19.go.id, total zona merah per 15 Agustus berkurang menjadi 131 daerah dari sebelumnya 201 daerah kabupaten/kota. Namun kasus harian kematian masih diatas seribu kasus,” kata Mufida, Jumat (20/8/2021).
Menurut Mufida, masih tingginya kasus kematian Covid diantaranya penyebabnya adalah masalah penanganan di rumah sakit dan juga keterlambatan penanganan pasien yang isoman dan kondisinya memburuk yang tidak dilakukan pemantauan melekat. Karena pasien isoman harus juga dilakukan pemantauan pihak rumah sakit ataupun puskesmas, sehingga bisa cepat mengatasi permasalahan darurat bila pasien Covid.
“Pasien isoman banyak yang mengeluhkan kualitas khususnya obat antivirus dan anti peradangan masih banyak yang digunakan di RS-RS pemerintah (RSUD) yang merawat warga. Nyatanya kasus harian kematian belum turun dan masih diangka lebih dari 1.000 kasus,” ucap Mufida.
Dikatakan Anggota DPR RI dapil DKI Jakarta 2 yakni Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri, dari laman resmi Kementerian Kesehatan, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh pada Rabu lalu mencapai 29.794 orang. Sedangkan jumlah kasus kematian pada Rabu lalu mencapai 1.492 orang.
“Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia per Kamis kemarin mencapai 3.930.300 orang. Kasus harian Covid-19 di Indonesia per Kamis ini mencapai 22.053 orang, meroket dalam waktu 24 jam. Sedangkan Kasus kematian akibat Covid menembus angka 1.492 per Kamis, 19 Agustus 2021. Sehingga, total tercatat ada 122.633 pasien Covid-19 yang meninggal,” ucap Mufida.
Tiga provinsi yang menjadi daerah penyumbang kasus kematian terbanyak pada hari ini adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
”Intinya pasien isoman harus jadi perioritas utama pemerintah. Pasien yang isoman perlu pengawasan melekat dari pemerintah yakni diperhatikan pemantauan kondisi,” tuturnya.
Karenanya, pentingnya pemantauan pihak tenaga kesehatan terhadap pasien isoman yang merawat dirinya sendiri yang minim pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya, termasuk pemahaman terkait obat-obatan serta minimnya pengetahuan langkah apa yang harus dilakukan bila terjadi penurunan atau pemburukan kesehatan. Masalah tersebut kerap dialami pasien isoman dan mereka memiliki risiko yang tinggi, termasuk risiko kematian.
Apalagi, jelas Mufida, pasien meninggal saat isoman umumnya disebabkan gejala pemburukan yang tidak mendapatkan pertolongan. Kondisi tersebut menyebabkan kenaikan gradasi keparahan infeksi sehingga seharusnya mendapatkan perawatan lebih. Ketika mengalami pemburukan, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri otomatis naik menjadi level sedang dan harus dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan data, mayoritas kasus kematian pasien isoman disebabkan pihak keluarga tidak memahami gentingnya kondisi pasien isoman sehingga terlambat memberikan penanganan.##